Hore,
Hari Baru! Teman-teman.
Diantara
semua hal baik yang pernah diajarkan oleh orang tua, pasti terselip
tentang doa. Semua orang tua pasti mengajari anak-anaknya untuk
berdoa. Mungkin kita jarang berdoa, tetapi; kita pun ingin agar
anak-anak kita belajar berdoa. Minimal, kita pun berdoa pada saat
sembahyang. Atau, paling tidak; kita pasti berdoa saat sedang
menghadapi kesulitan. Anda, mungkin termasuk orang yang rajin berdoa
setiap hari. Mungkin juga tidak. Apapun itu, tidak menjadi masalah
bagi saya. Tetapi sekarang, izinkan saya untuk mengajak Anda berdoa
setiap kali hendak berangkat ke tempat kerja.
Mungkin
Anda pernah mendengar istilah ‘Ulil Albab. Itu adalah gelar yang
diberikan Tuhan kepada orang-orang yang sudah mampu mencapai derajat
tertentu dalam kualitas kepribadiannya. Kualitas Ulil Albab itu
antara lain adalah selalu mengingat Tuhannya dalam keadaan papapun;
pada saat berdiri, waktu duduk, dan ketika berbaring. Wah,
benar-benar kelas berat nih. Mana bisa hal itu dilakukan oleh manusia
biasa, ya? Eit, tunggu dulu. Ada sebuah resep yang diajarkan para
guru kehidupan agar kita bisa melakukannya. Resep itu berbunyi;
“Awali dan akhiri segala aktivitas kerja kita dengan doa.” Itu
saja? “Dan, pastikan bahwa selama mengerjakannya kita mencurahkan
yang terbaik untuk pekerjaan kita.” Maka doa menjadi salah satu
kunci menuju kualitas pribadi yang mumpuni. Bagi Anda yang tertarik
untuk menemani saya belajar menemukan makna dibalik doa yang kita
ucapkan sebelum bekerja, saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5
sudut pandang Natural Intellligence berikut ini:
Doa
mencerminkan rasa syukur pada pekerjaan.
Pekerjaan
yang kita miliki adalah anugerah. Namun, kita sering tidak
menyadarinya. Nikmat pekerjaan sering terhalang oleh kurangnya
pendapatan, perlakuan buruk dari atasan, omelan menyakitkan dari
pelanggan, kemacetan di jalan dan berbagai macam hal lainnya. Tidak
heran jika setiap kali pergi ke kantor, berasa berat hati kita. Kita
lupa, bahwa pekerjaan ini adalah anugerah yang tiada tara. Sekarang,
cobalah bayangkan; bagaimana seandainya kita tidak memiliki
pekerjaan itu. Apakah sudah ada alternatif lain yang bisa menjadi
sumber penghasilan? Pekerjaan kita ini bukan sekedar bisa memberi
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan fisik belaka. Penghasilan itu
juga sangat menentukan ‘harga diri kita’. Bukankah orang-orang
yang tidak punya penghasilan sering disepelekan oleh lingkungan?
Ternyata, pekerjaan ini bukan sekedar memberi kita pemenuhan
kebutuhan materi, melainkan juga menjaga harga diri kita. Maka
patutlah jika kita mensyukurinya. Doa itulah ungkapan rasa syukur
kita. Mulai sekarang, sebelum pergi ke kantor, biasakanlah untuk
berdoa, dan katakanlah;”Tuhan, terimakasih telah Engkau berikan
anugerah pekerjaan ini kepadaku. Izinkan hamba untuk merengkuh hidup
dan meraih nafkahmu melalui pekerjaan hari ini.”
Doa
melindungi kita dari rasa kecewa.
Ketika
berdoa, kita menyerahkan segala urusan kepada Sang Maha Pengurus.
Itu berarti kita berkomitmen untuk menerima apapun yang diputuskan
olehNya untuk diri kita. Maka jika selama bekerja hari itu, ada
sesuatu yang mengecewakan hati, kita akan tetap menerimanya dengan
ikhlas dan lapang dada. Meski atasan Anda marah-marah. Walau bawahan
Anda mengesalkan. Biarpun pelanggan Anda memaki-maki. Namun, doa
yang tadi pagi Anda panjatkan melindungi hati Anda dari rasa kecewa.
Jika tadi pagi Anda belum sempat berdoa, sekarang berdoalah. Dan
buktikan sendiri, bahwa dengan doa itu hati Anda akan semakin
lapang. Mengapa demikian? Karena saya telah membuktikannya sendiri.
Namun, saya tidak menyetahui hal itu dari hasil penelusuran sendiri.
Guru kehidupan saya yang mengajarkannya pertama kali. Beliau
mengajarkan tentang firman Tuhan yang mengatakan bahwa; “hanya
dengan mengingat Allah saja hati bisa tenteram.” Tidak ada cara
lain untuk membuat hati tenteram, kecuali dengan selalu
mengingatNya. Melalui doa itu, kita menunjukkan kepada Tuhan bahwa
kita selalu mengingatNya. Dan dengan doa itu, hati kita terlindung
dari rasa kecewa.
Doa
menumbuhkan semangat untuk melayani.
Tidak
masalah jenis pekerjaan apapun yang Anda tangani. Sales, finance,
HR, manufacturing, marketing, legal, apapun. Semua pekerjaan yang
berbeda-beda itu mempunyai inti fungsi yang sama, yaitu; melayani.
Pekerjaan kita adalah melayani orang lain. Coba perhatikan, apakah
yang saya katakan itu benar? Anda bertugas untuk melayani orang
lain, bukan? Bahkan sekalipun setiap hari Anda selalu berkutat
dengan benda mati; komputer, mesin, kertas-kertas. Tetapi, Anda
melakukan semua itu untuk menghasil sebuah produk atas jasa yang
bisa melayani orang lain. Mungkin ada yang melayani orang lain di
luar kantor, ada juga yang melayani orang di dalam perusahaan.
Makanya kita mengenal external maupun internal customer. Bahkan
sekalipun Anda sudah menjadi manager dan direktur, tugas Anda tetap
melayani orang lain. Doa yang kita panjatkan tadi itu, merupakan
komitmen kepada Tuhan bahwa kita akan mengerjakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya. Artinya, kita bertekad untuk melayani orang lain
dengan sebaik-baiknya. Maka pada hari ini, Anda pasti memperlakukan
orang lain dengan sebaik-baiknya. Mengapa? Karena Anda sudah
berkomitmen kepada Tuhan, untuk memperlakukan mereka sebaik mungkin.
Maka pantas, jika Tuhan pun memperlakukan Anda dengan
sebaik-baiknya.
Doa
menghalangi kita dari perbuatan tercela.
Tidak
masalah, apapun keyakinan atau agama Anda. Satu hal yang saya
percaya; Tuhan kita adalah sama. Karena tidak ada Tuhan lain selain
Dia. Tuhan yang kita yakini ini tidak pernah menyukai perbuatan
tercela. Justru Dia memerintahkan untuk menghindarinya. Bahkan,
kepada orang-orang yang berhasil menjaga dirinya dari perbuatan
tercela Tuhan memberikan reward yang tidak ternilai harhanya, yaitu;
menjadikan dia pribadi yang mulia. Bayangkan, kita dijadikan oleh
Tuhan sebagai pribadi yang mulia hanya karena kita menghindari
perbuatan tercela. Tengoklah, fakta hidup disekitar kita. Tidak
peduli setinggi apapun jabatannya, seseorang yang melakukan
perbuatan tercela pasti hina dihadapan orang lain. Kita tidak pernah
menaruh respek kepada pejabat tinggi yang perilakunya tidak senonoh,
bukan? Semua perilaku buruk kita di tempat kerja bukan seluruhnya
datang dari dalam diri kita, melainkan dikompori oleh syetan. Hanya
ada satu cara untuk selamat dari godaannya, yaitu berlindung kepada
Tuhan. Doa yang pagi tadi kita panjatkan, menghalangi kita dari
perbuatan tercela. Mengapa? Karena kita akan merasa malu jika
menodai niat baik untuk bekerja dihadapan Tuhan itu, dengan perilaku
buruk ditempat kerja. Atau perbuatan-perbuatan nista lainnya di di
jam kerja.
Doa
menjadikan pekerjaan kita bernilai ibadah.
Berapa
banyak gaji yang Anda terima? Tidak peduli sebanyak apapun itu, tapi
belum tentu sepadan dengan pengorbanan yang Anda berikan. Waktu Anda
yang tersita. Kepentingan keluarga Anda yang dinomorduakan. Perasaan
dan gengsi Anda yang dikorbankan. Bahkan sampai resiko kematian.
Semua sudah Anda pertaruhkan. Di beberapa lokasi kerja, kita
menemukan orang yang cedera, bahkan sampai kehilangan nyawa.
Santunan miliaranpun belum tentu sepadan dengan pengorbanan kita.
Maka dari itu, kita harus berani ‘menaikkan’ imbalan itu tanpa
harus bergantung kepada persetujuan managemen. Apa ada imbalan yang
dinaikkan tanpa tergantung pada managemen? Ada. Yaitu imbalan yang
Anda minta dari Tuhan. Guru kehidupan saya mengajarkan nasihat
Rasulullah bahwa orang yang bekerja dengan ikhlas dan meniatkannya
untuk beribadah pada hakekatnya sedang berjihad di jalan Allah.
Bahkan jika sampai mereka meninggal karena bekerja, mereka dijamin
mendapatkan pahala terbaik disisiNya. Sungguh, doa yang kita
panjatkan setiap pagi sebelum berangkat bekerja menjadikan segala
sesuatunya bernilai ibadah.
Doa
itu sangat sederhana. Tetapi implikasinya sarat dengan makna. Orang
yang mengawali kerjanya dengan doa, tidak pelit untuk mengerahkan
semua daya dirinya. Orang yang berdoa sebelum bekerja berani
menunjukkan yang terbaik dari dirinya. Mereka melakukan itu bukan
hanya sekedar menyenangkan para stakehordernya; melainkan dia sedang
menyenangkan Tuhannya. Maka, mari dari sekarang kita belajar memulai
pekerjaan dengan doa. Sebelum melangkahkan kaki ke tempat kerja,
berdoalah. Maka pekerjaan kita hari itu, akan bernilai ibadah.
Mari
Berbagi Semangat!
DEKA
- Dadang Kadarusman